oleh: Dika Kurniawan
Disebuah desa hiduplah seorang anak dan Bundanya, anak itu bernama Reno. Reno adalah anak yang sangat sayang terhadap Bundanya.
Pada suatu hari, diketahui Bunda Reno telah sakit parah, beliau harus cuci darah setiap 2 minggu sekali, namun mereka hanyalah orang desa yang miskin, untuk makan saja harus membanting tulang dengan sekuat tenaga.
Akhirnya Reno memutuskan pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib disana. Hari demi hari, tempat demi tempat, akhirnya Reno dapat pekerjaan di Jakarta, setiap minggu Reno mengirim uang untuk Bundanya yang ada di Desa supaya Bundanya dapat pergi ke dokter.
Dua tahun kemudian, tepat pada ulang tahun Reno yang ke 22, Reno pulang kampung untuk menemui sang Bunda. Sesampainya dirumah, tak di duga Reno langsung di sambut oleh sang Bunda, dan Bunda berkata ,”Selamat ulang tahun anak ku, itu kado ulang tahun mu ada di dalam rumah.”
Reno langsung beranjak ke rumah. Tak di sangka, sebuah motor terpampang di depan matanya, Reno pun berkata ,”Ini untuk ku Bunda?” Bundanya hanya mengangguk. Betapa senangnya Reno hari itu.
Sehari kemudian, setelah sarapan pagi, tiba-tiba sang Bunda batuk-batuk sampai mengeluarkan darah hingga beliau tergeletak di lantai. Reno pun bingung dan akhirnya membawa sang Bunda ke rumah sakit. Namun sayang, nyawa sang Bunda tak dapat di selamatkan dan akhirnya beliau meninggal. Reno pun hanya biasa sedih meratapi nasibnya.
Beberapa hari setelah pemakaman Bundanya Reno menemukan buku diary Bundanya, dan tak diduga oleh Reno, ternyata uang pemberian dari Reno untuk sang Bunda tiap minggu tidak di gunakan oleh Bundanya untuk pergi ke rumah sakit, namun di gunakan untuk membeli motor, dan motor itu untuk kado Reno yang ke-22.
Betapa besar pengorbanan Bunda terhadap Reno hanya demi membahagiakanya.