• Sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum

    Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, ...

  • Category name clash

    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. ...

  • Test with enclosures

    Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, ...

  • Block quotes

    Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

  • Contributor post, approved

    I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Oleh Dika Kurniawan

“PANDAI, I love you”, “PANDAI , Cepetan nyanyi” terdengar gemuruh teriakan penonton yang mendesak agar grup vocal Pandai segera pentas di atas panggung. Suasana menjadi sedikit tidak terkendali karena penonton mulai bertindak anarkis karena konser belum juga dimulai padahal mereka sudah menunggu penampilan kami sejak siang tadi. Dan ini sudah jam 7 malam. Ya, Pandai . Itulah nama grup vocal kami, nama Pandai berasal dari singkatan Pandawa yang mempunyai arti lima anak laki laki dan huruf I berasal dari kelima nama kami yang kebetulan semua ada huruf I nya, kelima nama tersebut ialah Hanif, Kholiq, Kholis, Dika, dan saya sendiri Arif.
Hari ini merupakan hari yang sangat kami tunggu sebab rencananya hari ini kami akan menggelar konser hasil kerjasama dengan produser musik terkenal di negeri ini. Produser tersebut juga telah membantu membuatkan album musik untuk kami yang berjudul “Bunga Cinta” dan Alhamdulillah berhasil mencapai angka penjualan di atas 200 ribu keping kaset. Keberhasilan itu merupakan buah dari kerja keras kami yang berusaha menghadirkan jenis musik yang fresh dalam balutan musik melayu yang tetap easy listening di tengah gempuran musik barat dan musik mandarin.
Kembali ke suasana panggung yang semakin riuh akan gemuruh suasana penonton, sekitar lima ribu penonton yang telah datang sejak siang tadi terus meneriakkan tuntutan mereka. (kayak demonstrasi aja!) Kami sebenarnya juga ingin segera pentas namun salah satu personil kami yaitu Kholis belum juga menampakkan batang hidungnya yang pendek itu. Semua teman teman berusaha menghubungi ponselnya namun hasilnya nihil. Ponselnya tidak bisa dihubungi, entah apa yang terjadi. Susana di ruang ganti tempat kami dimake-up menjadi sedikit memanas.
“Ke mana sih itu anak? Lama lama aku pecat juga itu bocah.” Ujarku kasar
“Sabar Rif, mungkin sesuatu yang buruk sedang terjadi pada dia, sekarang tugas kita ialah berdoa untuk keselamatannya” Sahut Kholiq
“Sabar, sabar, makan tuh sabar! Anak itu selalu bikin masalah” Ucapku ketus
“Eh Rif, ingat, kita itu bisa seperti ini juga gara gara dia” Dika ikut bicara
“Bener Rif, kamu jangan egois, coba kamu inget masa lalu kita.’ Ucap Hanif
Aku tertegun sejenak dan berusaha mengingat ingat masa lalu kami. Ya, kami dulu bisa menjadi seperti ini karena perjuangan bersama yang dimulai dari bawah. Perjalanan kami dimulai saat aku, Hanif, Kholiq dan Dika sama sama kuliah di Universitas Indonesia. Kami berempat kebetulan sama sama memiliki hobi menyanyi. Pada suatu saat ada audisi yang diadakan oleh label rekaman untuk mencari grup vokal yang beranggotakan lima orang yang nantinya akan dibuatkan album. Kami pun tertarik untuk mengikutinya namun jumlah personil kami kurang satu orang. Kami pun terus berusaha untuk mendapatkan orang yang kami cari tersebut.
Secara kebetulan saat kami berempat pulang kuliah dan naik bus jurusan Depok, ada seorang pengamen dengan gitar bututnya yang suaranya sangat bagus. Meskipun penampilannya sedikit dekil dan kampungan namun tanpa berpikir panjang lagi aku langsung merekrutnya untuk menjadi anggota grup vokal kami. Karena kebetulan kami semua memiliki huruf I dan terdiri dari lima orang laki laki maka kami memutuskan untuk menggunakan nama Pandai yang berasal dari kata pandawa i.
Akhirnya tiba juga saat audisi, kami semua sudah mempersiapkan segalanya untuk mengikuti audisi tersebut.mulai dari pemilihan lagu, baju, sampai sepatu sudah kami persiapkan dengan matang. Termasuk mempermak penampilan Kholis yang sebelumnya sangat sederhana dan kurang serasi dengan penampilan kami. Saat audisi kami mendapat urutan nomer 324 dan itu merupakan nomer terakhir, berarti ada 324 grup vokal yang bersaing untuk memperebutkan 1 jatah album rekaman itu. Kami pun terpaksa harus datang pada hari kelima audisi padahal barang barang yang kami pinjam cuma mendapat tempo 2 hari dari para pemiliknya.(parah banget kan?)
Terpaksa kami harus memperpanjang surat izin meminjam barang kepada teman teman kuliah kami, namun hasilnya tidak salah kami meminjam barang teman teman kuliah kami. Kami lebih percaya diri ketika tampil di depan dewan juri. (Biar minjam asal gaya) Dewan juri pun terpukau serta terkesima saat melihat penampilan kami, apalagi saat kami semua menceritakan kehidupan pribadi masing masing, dewan juri seakan iba dan tersentuh apalagi saat mendengar cerita dari Kholis yang sejak lahir sudah hidup susah. Alhasil grup vokal Pandai terpilih untuk dibuatkan album rekaman. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan dan akan selalu indah untuk dikenang.
“Nah, udah inget kan, kita dulu dari merintis karir dari nol Rif!” Ucap Hanif mantap
“Iya juga sih, tapi masalahnya sekarang dia di mana?”Ujarku ketus
“ Sabar kenapa to Rif!” Dika ikut nyeletuk
“Eh Dik, lihat tuh penonton, udah pada anarkis tuh!” Ucapku sewot
Suasana di luar panggung semakin tidak terkendali, pembawa acara pun mengumumkan bahwa konser ditunda satu jam dengan alasan keterlambatan salah satu personil Pandai. Namun penonton yang sudah sejak siang tadi memadati tempat konser tetap tidak menerima alasan kami dan terus menuntut untuk tampil.Aparat keamanan pun bertidak dengan naik ke atas panggung dan memberikan pengarahan kepada penonton untuk tetap tertib.
“Ayo kita tampil sekarang, lupakan aja si Kholis”Aku semakin emosi
“Eh kamu jangan egois Rif, susah dan senang ditanggung bersama”Ujar Dika
“Heh Dik, lihat aja tuh penontonnya, kamu mikir donk!”Aku makin emosi
“Sebentar aja kenapa, Kamu juga Nif, Tugasmu kan menjemput dia”Ucap Dika
“Maaf, aku lupa, aku kan orangnya pelupa” Ujar Hanif tanpa dosa
“Hah sudahlah, lupakan Kholis” Aku segera menuju panggung
Tiba tiba saja Dika menghampiriku dan langsung memegangku seperti orang hendak mengajak berkelahi.
“Kalau kau tetap ngotot tampil, tampil aja sendiri” Ujar Dika
“Maksudmu apa, kamu jangan bilang mau ku pecat ya!” Sahutku
“Silahkan saja kalau berani!” Ucap Dika dengan sinis
“Eh apaan si, kalian jangan kayak anak kecil, kita tuh susah senang ditanggung bersama sejak dulu, masak nunggu sebentar saja sudah pada emosi” Ujar Kholiq bijak
“Mau sampai lebaran monyet ya nunggunya, atau nunggu kita dibunuh penonoton” Ucapku dengan sinis
Tiba tiba saja ada seorang yang masuk ke ruang ganti dengan hanya memakai celana pendek dan kaos dalam.
“Halo teman teman, aku datang”
“Alhamdulillah akhirnya kamu datang Lis” Ucap Hanif
“Tuh kan, dia pasti datang” Ucap Dika dan Kholiq berbarengan
“Heh monyet dari mana saja kamu, terus mana kostum kamu”Ucapku sinis
“Ceritanya panjang, gara gara Hanif yang lupa ga njemput, aku jadi naik Bis kota. “
“Kok bisa telat dan mana kostum kamu?”
“Begini, saat mau naik Bis tiba tiba aku kebelet BAB, aku langsung mencari Mushola terdekat.”Ujar Kholis
“Subhanallah, mau Sholat dulu ya” Ujar Hanif yang tampak bodoh
“Yah tujuan pertamaku ya mau BAB, lah pas enak enaknya itu handphoneku kecebur ke toilet. Aku bingung ga karuan” Kata Kholis
“Pantesan tadi dihubungi tidak bisa”Kholiq menimpali
“Nah setelah itu masalah ada lagi kawan, emang dasar Jakarta ya, kostum yang akan mau ku pakai konser ini dicuri orang, untungnya aku masih punya celana pendek dan kaos dalam ini. Dengan sedikit malu aku numpang tukang ojek sampai kemari, itu pun aku masih ngutang dan tukang ojeknya masih di depan” Ujar Kholis tanpa dosa
“Kamu kok bodoh banget sih, terus kita tampil gimana?”Ucapku dengan nada tinggi
“Bagaimana ya?” Ucap Kholis enteng
“Begini, kostum kita kan bernuansa hijau sama kayak korden itu, kita potong aja korden untuk atasan si Kholis, memang sedikit feminim sih, untuk celananya aku tadi bawa dua, jaga jaga kalau si Hanif ngompol” Ujar Kholiq
“Wah bagus itu Liq” Kholis menimpali
“Oke, cepat laksanakan ide itu” Ucapku diplomatis
“Siaap Boss” Ujar mereka kompak
Lalu kami pun segera menghias Kholis supaya terlihat serasi dengan penampilan kami. Setelah semuanya selesai kami mengkode pembawa acara untuk segera memulai konser. Kami pun berdoa dulu sebelum melaksanakan konser.
“Oke teman teman ini konser perdana kita, semoga kita sukses, berdoa mulai, ,,,,selesai,,Pandai,,,mantap ciiin”Sahut kami berlima
Pembawa acara pun bersiap untuk memanggil kami.Dan penonton sudah sangat antusias menyambut kami.
“Inilah dia, penampilan yang ditunggu tunggu dari tadi, kita sambut Pandai”
Penonton pun histeris, dan kami pun tampil secara maksimal malam itu. Dengan menyanyikan 10 lagu, termasuk hits andalan kami, bunga bunga cinta. Selesai konser pun kami semua terharu akan keberhasilan ini. Produser kami menyatakan kalau konser ini sukses besar. Seandainya tadi aku masih emosi mungkin konser ini tidak akan sukses. Aku langsung minta maaf kepada semua rekan rekan apalagi pada Kholis. Mulai sekarang aku berjanji untuk bertindak bijak dan tidak lagi bersikap egois. Dan satu pelajaran yang dapat diambil bahwa terlambat itu tidak akan membuat seseorang menjadi tamat. Asalkan kita menyikapinya dengan bijak serta dengan kepala dingin. Dan ingat, sahabat akan selalu ada di saat kita dalam suka dan duka serta susah dan senang akan ditanggung bersama.

Read More..

Blog tentang Beladiri dan Karya sastra saya

About Me

Foto saya
kediri, jawa timur, Indonesia
blog ini berisikan hoby saya (Beladiri) dan mengenai kesukaan saya (menulis puisi, cerita). Maka bila artikel artikel di blog saya ada yang tidak berkenan, saya mohon maaf.
Dika's Blog. Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Pengunjung

Translater

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google